Jumat, 20 Januari 2012

Kau ada di aku...

Laki2 itu duduk sendiri, kopi panas menemani. Santai memetik gitar tuanya, menatap kosong jauh kedepan. Sesekali dia menunduk, kemudian terangkat lagi. Tak lama kemudian, tangannya menulis sesuatu..aku akan menghabiskan waktu bersamamu.
Hujan baru turun, membuat syahdu suasana. Gitar tua itu terus dipetik, nada lembut namun indah mengalir sempurna. Menggambarkan bahwa dia merindukan seseorang. Anginpun menyapa, ada getar kecil didada laki2 itu, kemudian dia menunduk terdiam. Andai kau ada disini menemaniku..dia menulisnya kembali. 
Laki2 itu menghirup aroma kapinya dalam2, seakan-akan ingin melepas bebannya. Suara gitar itu kembali berdenting, mengiringi waktu, menyibak kejenuhan. Ingin menangis namun ego kelaki2annya melarang keras, harus bagaimana. Kau ada di aku, kembali dia menghiasi kertasnya. Aku memanggilmu dalam hatiku, aku mengenang dirimu..Tangannya terus bergerak.
Aku merindukan kelembutanmu..aku merindukan tatapan teduhmu..aku merindukan sentuhanmu..kuabdikan hidupku dengan melindungimu..kuleburkan cinta ini hanya untukmu..kau ada di aku.. Tangan laki2 itu terus bergerak, menuliskan semua yang ada di dada.
Heningnya malam tak membuatnya ragu akan kesetiaannya. Dia merasa bahwa perempuan itu hanya untuknya, dan selalu bersamanya. Ini bukan kenangan semu tapi ini kepastian yang jelas. Terlalu samar jika dia menggambarkan perasaannya.
Dia hanya lelaki biasa dengan cinta yang sederhana namun punya kesetiaan yang luar biasa. Suara gitar itu kembali berdenting, makin merdu dan tidak cengeng. Dia hanya menuliskan apa yang ada dihatinya, sebagai laki2 dewasa tidak bisa mengeluarkan hal2 yang pribadi kepada orang lain. Hanya angin yang tahu bagaimana dia sedang jatuh cinta untuk kesekian pada perempuan itu.
Aku sepi, aku sendiri, kau ada di aku..aku mengenang segala tentangmu..melukiskan kau dihatiku..kau hidup matiku. Laki2 begitu ingin melepas apa yang beban hatinya, tulisannya kian panjang. Segalanya hanya untuk perempuan itu..dia mencintainya dalam diam, dia merindukannya dalam sepi..angin tahu itu, dan akan menyimpannya demi dia.
Aku tidak ingin menyakiti hatimu, aku tidak ingin membuatmu menderita, aku akan membuatmu bahagia, aku ingin membangun surga dunia bersamamu, aku akan melabuhkan semua kurasa, aku hanya mencintaimu. Tulisan kian panjang, sesekali dia memetik lagi gitar itu. Dia berusaha membebaskan hasratnya, dia hanya seorang laki2 biasa yang tidak mampu mengungkapkannya langsung. Dia tidak bisa membuat kata2 secara langsung pada perempuan itu.
Kau pilihanku, kau memang bukan yang pertama tapi jelas yang terakhir dalam hidupku. Kau perempuan yang terbaik dalam hidupku. Kau selalu menemaniku walau itu susah, kau selalu yang terhebat dalam hidupku, kau memberikan berlian2 yang kini sudah dewasa, kau ada di aku...selamanya. Helaan nafas yang dalam terdengar dari laki2 itu.
Sesaat kemudian, dia melipat kertas itu dengan rapi. Kemudian diapun berjalan berlahan, dan menemukan sosok yang dia cintai selama ini. Tertidur pulas dengan selimut tipis tergerai dikursi goyang. Diletakkannya kertas itu diatas tumpukan buku di meja kecil. Berharap perempuan itu membacanya ketika terbangun nanti. Lama dia melihat betapa cantiknya perempuan itu, guratan tua tidak membuatnya makin tua. Tak lama kemudian laki2 itu mencium lembut kening perempuan yang dicintainya itu...selamat ulang tahun mama, papa menyayangimu..


*kupersembahkan tulisan ini pada laki2 yang mencintai perempuan lembut dan telah mendampinginya selama 35 tahun lamanya. I love you, papa..sulung memberi salam padamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar